Minggu, 14 April 2013

GEOMORFOLOGI MALUKU


Daerah dengan julukan ” Bumi Seribu Pulau”  ini semakin mengkukuhkan dirinya sebagai salah satu daerah kepulauan di Indonesia yang memiliki 632 pulau besar dan kecil dengan luasnya sekitar712.479,69 km2 dengan panjang pantai 10.662,92 km2. Sebagian besar pulau-pulaunya memiliki ciri yang sama yang dapat diklasifikasikan sebagai pulau-pulau vulkanis dan karang. Topografi wilayahnya umumnya bergunung dan berbukit yang menjulang langsung dari permukaan laut. Jenis-jenis tanah yang dominan antara lain adalah tanah kompleks, latosol, renzina, dan mediteran.
Ditinjau dari penyebaran pulaunya, di Maluku terdapat 2 pulau besar yang dikelilingi oleh pulau-pulau sedang dan kecil, yaitu kelompok Pulau Halmahera termasuk Pulau Bacan dan pulau-pulau kecil lainnya seperti Tidore, Makian danTernate. dan kelompok Pulau Seram termasuk pulau-pulau Ambon, Haruku, Saparua, Lease, Kelang, Buano, Mampa dan sebagainya. Selain itu, terdapat pula kelompok-kelompok pulau yang sedang besarnya seperti Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Sula di samping pulau-pulau tersendiri (soliter) seperti Pulau Buru, Pulau Obi, dan Pulau Wetar. Sisanya merupakan pulau-pulau kecil yang luas rata-ratanya kurang dari 500 km yang sebagian besar tidak berpenghuni.
Wilayah ini memiliki relief yang beraneka ragam dengan perkembangan yang aktif dan terus berlangsung secara intensif khususnya pembentukan gunungapi. Meskipun merupakan suatu kompleks gugusan kepulauan akan tetapi secara fisiografis maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Maluku Utara dan Maluku Selatan. Pembagian ini terkait dengan kondisi geologi dimana Maluku Utara sebagian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian dengan sistem Melanesia, sedang Maluku Selatan (Busur Banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda.
Geomorfologi Maluku Utara
Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau volkanik dan pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi. Pulau Halmahera sendiri termasuk pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik yang aktif tidak terdapat seluruh wilayahnya. Bagian utara Pulau Halmahera merupakan lokasi aktivitas vulkanik yang aktif. Pulau-pulau non vulkanik Maluku Utara saat ini berkembang dibawah pengaruh proses marin terutama deposisi marin. Zona gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuklahan volkanik tererosi kuat terbentang dari timur ke barat pada zona vulkanik holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah gunungapi aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono merupakan gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan yang mengarah barat laut – tenggara.  Zona gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuklahan volkanik tererosi kuat terbentang dari timur ke barat pada zona vulkanik holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah gunungapi aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono merupakan gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan yang mengarah barat laut – tenggara.  Blok barat laut berada di bagian tepi Pulau Halmahera, dibatasi dari graben tengah oleh escapment yang membentang dari pesisir timur hingga pesisir barat. Graben Tengah sendiri berbatasan langsung dengan zona gunungapi dan banyak mendapat pengaruh aktivitas vulkanik terutama dari Gunungapi Dukono dan Gunungapi Ibu. Di dalam Graben Tengah terdapat dataran rendah. Blok bagian timur memanjang arah utara selatan dan menempati sebagian besar sisi barat Pulau Halmahera. Dataran rendah kobe yang sempit memisahkan blok bagian timur halmahera di sebelah barat dengan dataran relief berombak di sebelah timurnya. Dataran relief berombak menempati bagian yang luas di timur Pulau Halmahera. Sepanjang pesisir utara dan selatan dataran ini terbentuk dari pesisir pengangkatan. Sedangkan bagian tengah merupakan pesisir pengenggelaman yang dipengaruhi oleh aktivitas marin dari Teluk Buli.

Maluku Selatan
Maluku Selatan secara geologi merupakan Busur Banda, yaitu sistem kepulauan yang membentuk busur mengelilingi tapalkuda basin Laut Banda yang membuka ke arah barat. Sistem Kepulauan Maluku Selatan dibedakan menjadi busur dalam yang vulkanis dan busur luar yang non vulkanis. Busur dalam terdiri dari pulau-pulau kecil (kemungkinan puncak gunungapi bawah laut/seamount) seperti Pulau Damar, Pulau Teun, Pulau Nila, Pulau Serua, Pulau Manuk dan Kepulauan Banda. Sedangkan busur luar terdiri dari beberapa pulau yang agak luas dan membentuk kompleks-kompleks kepulauan antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Watu Bela, Pulau Seram, dan Pulau Buru.
Pulau Buru, Ambon, dan Seram
Pulau Buru, Pulau Ambon, dan Pulau Seram memiliki karakteristik geomorfologi yang sama yaitu didominasi oleh pegunungan struktural. Pulau Buru merupakan hasil pengangkatan berbentuk pegunungan dome yang dikelilingi oleh basin. Pulau Seram bagian baratnya merupakan pegunungan struktural yang tinggi (1.000-1.300 mdpal), bentuknya memanjang dan sempit, serta dibatasi oleh escarpment yang tertoreh kuat. Lembah-lembah diantaranya sangat sempit, banyak air terjun, tidak ada endapan alluvial.  Bagian timur: pegunungan berbatuan gamping.
Pulau-pulau karst Maluku Selatan
Terdapat di bagian tenggara tapalkuda maluku selatan: Kepulauan Aru dan Tanimbar. Umumnya memiliki pesisir bertebing/cliff, hanya sedikit pesisir yang datar.  Terdapat karang koral pada perairan di sekeliling pulau tetapi tidak dijumpai di daratan. Hal ini menunjukkan kenaikan pulau akibat penurunan muka air laut selama pleistosen.

1 komentar:

  1. Saya pernah di P. Buru. Salah satu dari sungainya adalah Way Apu. Pertanyaan saya di salah satu titiknya ada air yang panas (Air Madidi). Pertanyaan saya, apakah ada vulkanisme di situ. Salam, Tedjabayu

    BalasHapus