PENGHEMATAN
WAKTU DALAM STUDI TRANSPORTASI
A.
Waktu
Kerja
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia harus bekerja, dan untuk bekerja di perlukan
waktu. Oleh karena itu waktu kerja dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seproduktif
mungkin. Di Negara- Negara yang telah maju, hari kerja ditetapkan selama lima
hari dalam tiap minggunya dengan jam rata-rata delapan jam perhari. Sedangkan
di Negara- Negara kurang maju banyak yang menggunakan system kerja selama enam
hari dalam tiap minggu. Dalam hubungan ini yang harus di perhatikan bukan
semata-mata pada lamanya waktu kerja, akan tetapi yang lebih penting yakni
berapa besar prestasi pekerjaan yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu ,
yakni dalam satu minggu, satu bulan, atau dalam satu tahun.
Apabila
waktu kerja dapat dihemat, dan dimanfaatkan secara produktif, hal ini berarti
suatu manfaat rill bagi kegiatan ekonomi dan masyarakat pada ummnya. Bila waktu
kerja dapat dihemat seperti dikemukakan diatas, maka pribadi- pribadi yang
bersangkutan akan mempunyai waktu luang yang lebih besar. Dalam hubungan ini
perlu dibahas bagaimana penilaian terhadap pemanfaatan waktu tersebut terhadap
prestasi produktif yang dihasilkan.
Dalam
bidang transportasi, penghematan waktu dapat dibagi sebagai berikut :
1. Tambahan
jarak yang ditempuh (additional mileage )
2. Tambahan
kerja yang dapat dilakukan (additional work)
Telah terjadi kemajuan dibidang
transportasi, dimana kecepatan dan kapasitas sarana transportasi telah
ditingkatkan. Peningkatan kecepatan dan sarana transportasi berarti jarak
perjalanan yang ditempuhnya dapat lebih jauh dari pada sebelumnya. Peningkatan
kapasitas atau daya angkut sarana transportasi berarti muatan yang diangkutnya
menjadi lebih besar pula, sehingga berarti tambahan kerja bagi perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan.
Kemajuan transportasi akan mempengajuhi
kemajuan pengembangan wilayah.
B. Waktu Luang
Disamping
waktu kerja, perlu ada waktu istirahat untuk mengembalikan tenaga manusia pada
kondisi semula, baik kekuatan fisiknya maupun semangatnya. Sama halnya
sarana-sarana transportasi tidak dapat dioprasikan tanpa istirahat sedikitpun.
Akan tetapi diperlukan adanya waktu diluar kegiatan operasinya untuk
mengerjakan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada sarana-sarana
transportasi yang bersangkutan. Pengertian waktu istirahat bagi sarana-sarana
transportasi adalah waktu yang tidak terpakai dalam operasi (unused time).
Dalam
Negara Ekonomi Kemakmuran, waktu terluang dipandang sebagai alternative atau
subtitusi terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang dapat dibeli dengan
menggunakan uang. Dalam hubungan ini, muncul beberapa pertanyaan, misalnya apa
arti waktu luang bagi seorang atau masyarakat , siapa yang merupakan penyedia (
supplier) waktu luang, dan mungkinkah kita mengkonsumsi sesuatu tidak melampaui
waktu tersedia.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Perjalanan
Penghematan waktu dalam perjalanan
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemilihan jenis sarana
transportasi yang akan dipergunakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan perjalanan yang akan dilakukan antara lain :
·
Panjang jarak perjalanan
Bila jarak perjalanan
yang ditempuh cukup jauh, maka kelambatannya akan mencapai waktu yang cukup
lama pula.
·
Berganti-ganti penggunaan beberapa jenis
sarana transportasi dalam perjalanan.
Misalnya perjalanan
dengan menggunakan sebuah bis yang tidak perlu pindah ke sarana transportasi
yang lain ternyata lebih disenangi daripada menggunakan kereta api yang
kemudian disambung dengan menggunakan bis.
·
Jadwal pemberangkatan yang tidak
menyenangkan
Orang-orang yang akan
melakukan perjalanan tidak menyukai jadwal pemberangkatan yang ditetapkan pada
waktu di mana mereka sedang tidur nyenyek, sehingga penumpang lebih suka
membayar tariff angkutan lebih tinggi dari yang ditetapkan bukan pada waktu
tidur.
·
Rasa kenyamanan dalam perjalanan
Bis kota yang memiliki
tempat duduk yang luas dan nyaman serta dilengkapi AC lebih digemari oleh calon
penumpang yang akan bepergian jauh meskipun dengan membayar mahal daripada naik
kereta api yang penuh sesak dan tidak menyenangkan.
·
Kemiungkinan terlambat
Besarnya kemungkinan terlambat
dengan menggunakan bis membuat karyawan lebih senang memilih perjalanan ke
kantor dengan kereta api.
Penghematan waktu dalam transportasi
merupakan salah satu unsur efisiensi yang diciptakan melalui peningkatan
kecepatan moda transportasi yang digunakan. Peningkatan kecepatan merupakan
salah satu karakteristik kemajuan dalam bidang transportasi seiring dengan
kemajuan teknologi transportasi yang menunjukkan perkembangan yang semakin maju
sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Darsana_Putu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar