TUGAS PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
NAMA :
PUTU DARSANA
NIM :
1115040026
PRODI :
PENDIDIKAN GEOGRAFI
MATA KULIAH :
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
BANJIR ( LUWU UTARA)
Banjir merupakan
peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang
meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu
tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Apa penyebab banjir ?
·
Curah hujan dalam jangka
waktu panjang.
·
Erosi tanah menyisakan batuan,
hingga tidak ada resapan air.
·
Buruknya penanganan
sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.
·
Pembangunan tempat
permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi
jalan / tempat parkir, hingga daya serap
air hujan tidak ada.
·
Bendungan dan
saluran air rusak.
·
Keadaan tanah tertutup
semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
·
Pembabatan hutan secara
liar (Illegal logging).
·
Di daerah
bebatuan daya serap air sangat kurang,
mengakibatkan banjir
kiriman atau banjir bandang.
Di
banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran
air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Badai
juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak
besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya
presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan
yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata
guntur.
Hujan deras yang berlangsung 7-8
Oktober lalu menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Banjir akibat luapan Sungai Lamasi, Rongkong, dan Makawa itu merendam ratusan rumah
di enam kecamatan, yakni Mappedeceng, Baebunta, Lamasi, Lamasi Timur,
Walenrang, dan Walenrang Utara.
Sejumlah daerah di Luwu Utara
menjadi langganan banjir setiap musim hujan. Namun, banjir kali ini merupakan
yang terparah mengingat aktivitas warga di lima desa lumpuh akibat terisolasi.
Banjir juga menerjang ribuan hektar perkebunan kakao, sawah, dan tambak udang.


Cara
Menanggulangi Banjir
1.
Memfungsikan sungai dan selokan
sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan
sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
2.
Larangan membuat rumah di dekat
sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang
yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan
mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah
sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang
membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas
datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap.
3.
Menanam pohon dan pohon-pohon yang
tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan
di suatu tempat. Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang
hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar